Senin, 05 Januari 2015

Jiwa Hampa ( Ragajimesin )

    "Jiwa Hampa " adalah sebuah judul lagu yang saya tulis pada tahun 2009. Lagu ini masuk kedalam album Ragajimesin "For Revolution" yang dirilis pada tahun 2013 di Bandung. Saya sendiri yang merupakan lead vocal di Ragajimesin yang bergabung pada tahun 2005 dengan band lawas yang lahir sejak 1995 ini. Lagu yang saya tulis ini menjadi lagu mellow pertama Ragajimesin, akan tetapi maksud dari saya menyuguhkan ini dengan maksud kemasan musik balada. Pro dan kontranya saya serahkan kembali ke pendengar dengan senang hati.
   
Lagu "Jiwa Hampa" ini saya tulis karena terinspirasi oleh kisah dan cerita beberapa orang yang saya temui sehari-hari, tentang saya sendiri, dan semoga menjadi renungan bagi semua individu. Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita menjalani banyak fase, di mulai dari kehidupan ketika anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Ketika kita anak-anak, banyak sekali keonaran, kesalahan, atau mungkin kekacauan yang kita lakukan komplit dengan watak dan karakter keras pada usia tersebut. Berlanjut ketika beranjak remaja, banyak sekali tingkah-tingkah dan sikap-sikap yang lebih onar dan keras, dan biasanya hanya diri sendiri yang mengetahuinya. Kemudian berlanjut ketika beranjak dewasa, di fase ini yang saya rasa dan membandingkan dengan individu-individu yang lain disekitar kehidupan saya, banyak sekali fase yang saya sebut dengan istilah "Kena Batunya" atau kalau istilah sunda " Neunggar Cadas". Ya, lagu ini menceritakan tentang situasi dimana kita sadar akan kekurangan, hakikat kita sebagai manusia, sadar kita terlalu menantang dunia, berapi-api, egois, merasa hebat, dan sikap angkuh lainnya.
    Semua kesembronoan, tingkah-tingkah arogan dan diluar aturan yang pernah kita lakukan akan terasa akibatnya setelah beberapa waktu kemudian. Pemikiran-pemikiran kita yang merasa bahwa kitalah yang terhebat, terkuat, terpintar, suatu saat akan dihancurkan oleh waktu yang menyuguhkan beberapa kejadian yang menguras mental dan membolak balikan pemikiran kita. Dimana kita hanya akan tertawa sambil menerawang ke masa lalu atau mungkin mengeluarkan air mata ketika tidak sengaja menerawang kelakuan yang buruk dimasa lalu, dan bisa jadi akan tertawa atau menangis ketika menerawang ke masa lalu tentang banyaknya pencapaian hidup baik berupa prestasi atau aib. Tentu saja, semua pengalaman kehidupan kita baik atau buruknya akan menjadi cerita, nasihat dan bahan ajaran kepada "jiwa yang masih kosong" saya tulis demikian di penggalan lirik lagu Jiwa Hampa. 
     Introspeksi, adalah makna dari lagu "JIWA HAMPA" ini. Kita sadari bahwa kita tidak sepanas api, tidak sekuat angin, kita hanya manusia dengan jiwa yang hampa apabila terus berkutat didalam kehidupan dimana kita selalu merasa yang terhebat, paling benar dan terkuat. Kita adalah individu-individu yang saling membutuhkan satu sama lain, sama-sama mencari penghidupan untuk tetap bernafas dan bertahan hidup. 
Berikut lirik lagu "jiwa Hampa" :

Semua serpihan hidup, telah terbang terbawa angin
Semua kisah yang sering kukenang sudah mulai tak berarti
Setiap kisah yang tlah ku berikan nyawa telah panjang
Akan jadi cerita bagi jiwa yang masih kosong

Ternyata aku bukan angin
Ternyata aku bukan api
Aku hanya serpihan jiwa hampa

Aku satu dari sekian
Banyak cerita manusia
Untuk hidup, untuk bernafas

Dan aku bukan angin, dan aku bukan api
Aku hanya serpihan jiwa hampa yang tak berarti
Aku satu dari sekian banyak cerita
yang hidup hanya untuk menjadi manusia
untuk hidup bernafas, untuk hidup bersama
janganlah kau merasa puas dengan semua ini
karena semua langkah dan cerita yang telah kau berikan ini 
akan membuatmu lebih berharga.

Berikut ini link untuk lagu "Jiwa Hampa" :  
https://soundcloud.com/ragajimesinband/ragajimesin-jiwa-hampa
http://www.reverbnation.com/ragajimesin/songs


Tidak ada komentar:

Posting Komentar