Senin, 26 November 2012

DI DALAM HITAM

     Awalnya aku pasti sama seperti manusia yang lainnya. Terlahir putih tanpa noda mutlak karena baru saja bernafas di dunia. Bersama berputarnya waktu, kupelajari cara umum manusia untuk hidup menyesuaikan diri lewat ucapan dan perilaku. Mempelajari cara berjalan, berbicara, dan seterusnya hingga aku menjadi manusia yang bisa bersosialisasi dengan manusia lainnya. Aku diajarkan tentang Agama, cinta dan tatakrama. Semua ini awalnya kupelajari berupa teori dan doktrin-doktrin tanpa aku mengerti lebih dalam, karena aku sendiri tidak terpikir untuk mendalaminya. 
     Dimulai ketika aku belajar berjalan, tentulah orang tua yang mengajariku berjalan. Dari mulai aku mampu untuk berdiri sampai akhirnya aku berjalan dan berlari lari kesana kemari. Sudah jauh umurku dari masa kanak kanak itu, sudah lancar sekali aku berjalan, berdiri, lompat, berlari dan sebagainya. Akan tetapi baru-baru ini aku menyadari, aku bisa berdiri. Tapi aku hanya berdiri dari duduk atau dari tidur, aku terkadang tidak bisa berdiri dari masalah, berdiri dari keterpurukan, dan tetap berdiri dengan beban hidup yang ku hadapi. Ya.. itu sangat memalukan sekali.
Kemudian dengan berjalan, sudah banyak sekali jalan yang aku lewati malah sampai ada beberapa yang kuhafal nama jalannya. Akan tetapi baru kusadari, berapa banyak tujuan dan lingkungan yang buruk yang dilarang ALLAH SWT yang aku berjalan menuju tempat tersebut. Dan aku terkadang mengeluh ketika beberapa proses hidup yang sedang berjalan menimpaku dalam bentuk kesedihan dan kepahitan. seharusnya aku tetap berjalan, dan mengunci arah berjalanku ke arah yang di ridhoi ALLAH SWT, maha suci ALLAH dengan segala firmannya.
Berlari ? Ya, aku sering menjadi striker dalam tim sepakbola, boleh diuji kecepatan berlariku haha. Berlari lari dipanggung sambil bernyanyi, sanggup juga aku dengan sedikit not yang sumbang. Tapi menyedihkan ! ternyata aku suka berlari dari masalah, aku terkadang tidak berani mengambil keputusan. Aku sering berlari ketika dihadapkan dengan kenyataan yang pahit. 
     Satu lagi hal yang sangat aku sesalkan, ucapan. Aku tidak sadar kapan tepatnya aku mulai bisa mengucapkan kata pertama setelah aku lahir ke dunia. Harapanku, semoga kata pertama yang aku ucapkan ketika balita dulu adalah kata Bismillah. 
Aku memperlajari banyak teori tentang menyusun kosa kata, penggunaan imbuhan, azas dan lain-lain. sempurna sekali ilmu ALLAH SWT yang diturunkan kepada umatnya. Aku banyak menciptakan syair lagu, puisi, karangan, dan mungkin salah satunya adalah tulisan ini. Akan tetapi sayang sekali, ternyata aku sering menggunakan kata kata yang di ucapkan tanpa pemikiran sehat dan iman yang kuat. saya sering kali berucap menyakitkan perasaan orang lain, saya sering berkata kata palsu , berbohong dengan alasan yang bermacam macam. mengucapkan kata kata bercanda yang terlalu berlebihan, dan sering mengucapkan aib orang lain dan berkata kata berbau prasangka buruk terhadap orang lain. Ini sangat menyedihkan, ternyata sejauh ini aku salah kaprah. Hal kecil saja tidak aku perhatikan, apalagi hal yang besar.
     Di dalam hitam, ya aku terjebak didalam hitam karena ulah ku sendiri. berbahaya sekali jiga kubiarkan diriku terus mengikuti kesalahan yang tidak berinisiatif perbaikan. Di dalam hitam, tidak perduli kau kaya atau miskin, kau presiden atau raja planet mars mungkin ? tetaplah penglihatan akan gelap, pikiran mu gelap, akan sangat sulit membuka hati dan berpikir jernih. Banyak sekali yang mengatakan ini pengaruh buruk dari kehidupan musik ku, aku sering mendengarkan musik ini lah itu lah, aku sering pakai baju hitam bergambar inilah itulah, bukan saya apatis dan refuse terhadap masukan atau saran. menurut saya, sudah jelas diriku sendiri yang bobrok, gelap dan berada di dalam hitam. 
    Hitam disini hanya perumpamaan. dalam arti sebernarnya hitam adalah salah satu nama warna, tidak ada yang salah dengan nya menurut ku. 
Aku muak berada dalam hitam, aku takut berada dalam hitam, aku tidak ingin hidupku kelam.
Asyhadu an-laa ilaaha illallaahWa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Idealisme

“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” - Tan Malaka -

Friendship

‘Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-geriknya teringat mati..’